Lampung Tengah - Suaradaerahnews.Com
Sejumlah pekerja konstruksi di proyek pembangunan rumah sakit Azahra, Kampung Kalirejo, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah, diketahui melakukan aktivitas tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD) yang memadai. Hal ini terungkap saat awak media melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan.
Menurut keterangan mandor yang berada di lokasi, ukuran cakar ayam untuk fondasi seluas 3 meter persegi menggunakan besi ulir berukuran 16 mm dengan bentangan sepanjang 8 meter. "Awalnya ada prokontra, tapi pembangunan sempat terhenti. Kemudian pihak rumah sakit mendatangkan konsultan dari Jakarta," ungkap mandor tersebut.
Lebih lanjut, mandor tersebut menjelaskan bahwa konsultan yang didatangkan dari Jakarta adalah Pak Purnama, dengan arsitek bernama Iwan dari Gisting. "Iwan dan Pak Purnama memastikan bahwa cakar ayam tidak ada masalah dan bangunan bahkan bisa menampung hingga tujuh lantai," jelasnya. Setelah mendapat kepastian tersebut, pembangunan kembali dilanjutkan.
Mandor juga menambahkan, untuk struktur pembalokan menggunakan besi ulir berukuran 22 mm dan tiang cor juga menggunakan besi ulir ukuran 22 mm, dengan rencana bangunan terdiri dari lima lantai.
"Menurut kami, tim media untuk kebutuhan gedung lima lantai, tiang pancang menggunakan besi ulir 22, kolom besi ulir 16, jarak kolom 10-15 cm, bentangan sepatu 100-200 cm, kedalaman beban gedung 100-200 cm, dan ketebalan cor 80-100 cm dengan mutu beton K 350. Untuk mutu beton, harus dilakukan uji lab,"
Saat dikonfirmasi mengenai penggunaan alat pelindung diri (APD), mandor tersebut mengakui bahwa alat tersebut sebenarnya sudah tersedia. "Iya, alat pelindung diri sudah ada, tapi pekerja kadang mau pakai, kadang tidak. Nanti besok saya suruh mereka pakai APD," ujar mandor tersebut.
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan kerja para pekerja di lokasi proyek. Penggunaan APD sangat penting dalam pekerjaan konstruksi untuk mengurangi risiko kecelakaan dan cedera serius. Tanpa APD, pekerja terpapar berbagai bahaya seperti jatuh dari ketinggian, terkena material bangunan, atau mengalami cedera lainnya.
Pihak manajemen rumah sakit Azahra diharapkan segera mengambil tindakan tegas untuk memastikan semua pekerja di lokasi proyek mematuhi standar keselamatan kerja. Tidak hanya menyediakan APD, tetapi juga memastikan penggunaannya secara konsisten oleh semua pekerja.
Pentingnya keselamatan kerja tidak bisa diabaikan dalam setiap proyek konstruksi. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan harus diambil untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Pemerintah dan pihak berwenang diharapkan turut memantau dan memastikan bahwa standar keselamatan kerja dipatuhi di semua proyek pembangunan.
Di sisi lain, konsultan dan arsitek yang terlibat dalam proyek ini harus memastikan bahwa semua spesifikasi teknis dan standar keselamatan telah dipenuhi sebelum melanjutkan pembangunan. Keamanan struktur bangunan sangat penting untuk mencegah insiden yang dapat merugikan banyak pihak di masa depan.
Secara keseluruhan, kejadian ini menjadi pengingat pentingnya komitmen terhadap keselamatan kerja di setiap proyek konstruksi. Dengan memastikan bahwa semua pekerja menggunakan APD dan mematuhi prosedur keselamatan, risiko kecelakaan dapat diminimalisir dan keselamatan para pekerja dapat terjamin. Pihak terkait diharapkan segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa pembangunan rumah sakit Azahra berjalan dengan aman dan lancar.(Wik)